Sabtu, 28 April 2012

Emas dan Investasi

1.      Emas dan Investasi
Saat ini, investasi emas tengah banyak diminati orang. Investor umumnya membeli emas karena dua alas an utama. Pertama, karena mereka percaya bahwa harga emas akan terus meningkat. Dengan demikian, daya beli mereka tetap terjaga. Kedua, sebagai tindakan jaga-jaga ketika terjadi krisis ekonomi, politik, social atau mata uang.

Ada satu lagi yang menarik dari investasi emas, khususnya yang berhubungan dengan ibadah haji. Dulu, biaya pergi haji untuk satu orang, memerlukan dan sekitar Rp 9 juta. Saat ini, jumlah tersebut sudah mencapai nilai Rp 35 – Rp 40 juta-an.

Sebagai alternatif, kita bisa juga mempersiapkan dananyamelalui emas. Pad awal 1990-an, untuk pergi haji memerlukan 250-300 gram emas. Sedangkan, saat ini, cukup dengan 150 gram emas kita sudah dapat berangkat ke Tanah Suci. Kenapa begitu? Karena, memang harga emas, batangan dan koin emas khususnya, terus meningkat dari tahun ke tahun dan tidak kena imbas inflasi.

Ada 3 jenis emas yang beredar di pasaran, yaitu emas dalam bentuk perhiasan, emas dalam bentuk koin, dan emas batangan. Ketiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannnya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini, yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tidak dimiliki oleh investasi bentuk lain, seperti saham, surat berharga, dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi, jika tidak ada camput tangan pihak-pihak dengan kepentingannya masing-masing, otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya, yang memang sangat tinggi. Sebaliknya, default value (nilai asal) uang kertas, saham , surat berharga mendekati nol. Karena, kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkan untuk menunaikan kewajibannya, uang kertas, saham, dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar. Lalu, emas yang bagaimana yang paling bagus untuk investasi dan paling optimal untuk meraup keuntungan? Berikut penjelasannya.
            EMAS dalam Bentuk PERHIASAN
Emas jenis ini yang paling banyak diketahui dan beredar di pasaran umum. Emas dalam bentuk perhiasan memiliki manfaat bagi pemiliknya, yaitu untuk dipakai. Jadi, ada dua manfaat emas jenis ini, untuk investasi dan aksesoris sehari-hari.
Namun, jenis emas dalam bentuk ini justru yang paling tidak disarankan untuk investasi. Kenapa? Begini, misalkan kita membeli sebuah kalung, gelang, atau cincin emas seharga dua juta rupiah. Harga yang kita bayar itu merupakan total biaya untuk harga emas, biaya pembuatan, dan desain perhiasan tersebut. Semakin baik desainnya, semakin mahal harganya. Tapi ketika kita menjualnya kembali, yang dihargai harga nilai emasnya. Selain itu, hampir tidak ada emas perhiasan yang terbuat dari emas 24 karat. Rata-rata emas perhiasan hanya 16-22 karat. Itulah sebabnya emas dalam bentuk ini kurang disarankan untuk investasi karena membutuhkan jangka waktu investasi yang lebih lama.


            EMAS dalam Bentuk Koin
                        Berikut ini adalah keuntungan berinvestasi koin dinar emas.
1.      Memiliki sifat unit account dan mudah digunakan serta dibagi. Jika kita memiliki 100 koin dinar, hari ini mamu memakai 10 dinar, tinggal lepas 10 dinar dan simpan yang 90 dinar.
2.      Sangat aman diperjualbelikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan.
3.      Nilai jual kembali yang tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional. Hanya dengan dikurangi biaya administrai dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi, kalau sepanjang tahun lalu dinar mengalami kenaikan sekitar 30%, setelah dipotong biaya 4% pun hasil investasi kita masih sekitar 26%.
4.      Mudah diperjualbelikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Adapun kelemahan koin dinar emas adalah sebagai berikut.

1.      Di Indonesia masih dianggap perhiasan sehingga penjualan terkena PPn 10%. Ini sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas. Maka, yang harus dibayar toko emas sebagai penjual dinar adalah 2%.
2.      Ongkos cetak masih relatif tinggi, yaitu berkisar antara 3% sampai 5% dari nilai barang bergantung dari jumlah pesanan.
EMAS dalam Bentuk BATANGAN
            Emas batangan alias emas lantakan tersedia dalam ukuran berat mulai dari 1 gram sampai dengan 1 kg. Emas jenis inilah yang sebaiknya dipilih sebagai instrumen investasi. Karena, emas batangan biasanya mempunyai kadar 24 karat dengan tingkat kemurnian 99,99%. Emas batangan seperti ini hanya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tertentu. Karena untuk memurnikan emas sampai dengan 99,99% , diperlukan investasi peralatan yang sangat mahal. Oleh karena itu, hanya ada 55 perusahaan di dunia ini yang dapat memurnikan emas sampai dengan 99,99%.
            Emas batangan memang sangat ideal untuk investasi. Mulai dari unit terkecil 1 gram; 2,5 gram; 5 gram; 10 gram; 25 gram; 50gram; 100 gram; dan 1 kilogram. Saran saya, sesuaikanlah dengan pola keuangan kita untuk menentukan berat emas batangan yang akan kita beli. Kenapa? Karena, kalau satuannya terlalu besar, investasinya kurang fleksibel. Misalkan, kita membeli emas batangan 100 gram. Suatu saat kita memerlukan uang Rp 5 juta, tentu saja kita tidak bisa menjual emas batangan itu sebagian saja.
            Kelebihan emas batangan sebagai media investasi antara lain sebagai berikut.
1.      Tidak terkena PPn.
2.      Tidak terkena biaya cetak apabila kita beli dalam unit 1 kiloan.
3.      Nilai jual kembali tinggi.

Namun, yang perlu diingat, ternyata emas batangan juga punya kelemahan.

1.      Tidak fleksibel. Kalau kita simpan emas 1 kilogram, lalu kita butuh 10 gram untuk keperluan tunai, tidak mudah untuk dipotong. Artinya, kita harus menjual dulu yang 1 kilogram. Uang tunai hasil penjualan tersebut, sebagian kita gunakan, sebagian lagi untuk membeli emas dalam unit yang lebih kecil. Maka, akan ada kehilangan biaya penjualan/administrasi. Di sisi lain, kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, atau 10 gram, biaya cetaknya cukup tinggi.
2.      Tidak mudah diperjualbelikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram. Pengguna yang akan menjual 100 gram pun tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dan seterusnya.

0 komentar:

Posting Komentar