Sabtu, 28 April 2012

Kenapa Harus Emas?

1.      Kenapa Harus Emas?
Pada 1960-an, Perdana Menteri Perancis  saat itu pernah berkata,”Gold is the only monetary element outside the scope od government action” yang artinya, ‘Emas adalah satu-satunya elemen moneter di luar lingkup tindakan pemerintah’. Maksudnya, dalam berinvestasi emas, Anda tidak akan pernah terikat oleh Negara atau perusahaan mana pun di dunia ini.

Mari sekarang kita bandingkan dengan uang kertas. Saat ini, kita sangat bergantung pada uang kertas untuk berinvestasi. Uang kertas memang seharusnya memiliki 3 fungsi: sebagai alat tukar, sebagai satuan pembukuan, dan sebagai unit penyimpanan nilai. Namun, dari ketiga fungsi itu, yang disebut terakhir jelas tidak terpenuhi. Karena, setiap saat­­, secara perlahan dan pasti, nilai uang kertas kita akan “dirampok” oleh penjahat tak terlihat bernama inflasi.

Inflasi bias menggerogoti uang kita. Jika asumsi inflasi 15 persen per tahun, harga barang dan jasa yang sekarang bernilai Rp 5 juta, akan menjadi Rp 10,06 juta pada tahun ke-6, Rp 15,3 juta dan pada tahun ke-9, dan seterusnya. Menurut tingkat keparahannya, ada tiga tipe inflasi.
À      Inflasi Moderat, yaitu apabila laju inflasi hanya berada di bawah dua digit per tahun (di bawah 10 persen).
À      Inflasi Ganas, yaitu apabila laju inflasi berada pada dua digit per tahun (10 persen sampai 99 persen).
À      Inflasi Hiper, yaitu apabila laju inflasi berada pada tiga digit per tahun (100 persen atau lebih).

Ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia II, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar bias. Di Indonesia, pada saat terjadi kerusuhan kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Soeharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak.

Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik--lebih kurang—sebanyak 1,5 kali. Dan, harga tersebut ceenderung naik terus waktu itu, walaupun fluktuatif. Intinya, kenaikan emas selalu bias mengimbangi—bahkan melebihi—kenaikan inflasi.

Mungkin sebagian dari kita ada yang tidak percaya, tetapi buktikanlah sendiri berapa banyak bahan pangan seperti terigu, beras, minyak tanah dan lain-lainnya yang bias kita dapatkan dengan uang Rp 100 ribu di tahun yang lampau dibandingkan nilai uang yang sama pada saat ini. Bunga 10% yang kita dapatkan dari bank tidak akan bisa menutupi kekurangan atau perbedaan harga tersebut.

Apabila kita menyimpan emas alih-alih uang, harga per troy punce (troy ounce = 31,1035 gram) pada 2008 masih USD 610 dan sekarang sudah USD 1.100—berarti mengalaim kenaikan hamper 100%. Itulah sebabnya mengapa emas baik untuk investasi ketimbang investasi yang bentuknya uang kertas.

0 komentar:

Posting Komentar